Rabu, 25 Desember 2013

Banjir : Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan

Banjir : Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan


Seperti yang terjadi pada negara-negara berkembang maka penduduk di daerah perkotaan di Indonesia sejak periode 1950 sampai sekarang cenderung meningkat. Antara 1950-1960 laju pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia 3 % pertahun kemudian tahun 1961-1970 meningkat menjadi 3,6 % pertahun dan pada dasawarsa 1971-1981 mencapai sekitar 5% (Dit. Tata Kota dan Tata Daerah, 1990). Sedangkan dalam Pelita IV ditaksir laju pertumbuhan tetap sekitar 5% rata-rata pertahun.

Buku yang dikarang oleh Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M.Eng dan Ir. Sugiyanto, M.Eng menyatakan bahwa perkembangan dan kemajuan kota diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk dan sebagai konsekuensinya perkembangan kegiatan usaha ekonomi dan sosial dari peningkatan penduduk. Akibat perubahan tata guna lahan berdampak negatif kepada kota itu sendiri terutama menurunnya tingkat kenyamanan akibat terbatasnya  areal tanah yang ada. Secara lebih khusus perubahan tersebut berdampak kepada banjir dan genangan yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Beberapa isu pokok yang menjadi titik tolak perlunya menjaga kelestarian lingk
ungan adalah:
1. Perkembangan penduduk di daerah perkotaan cenderung meningkat yang menyebabkan kebutuhan lahan untuk permukiman, fasilitas infrastruktur, kawasan-kawasan fungsional perkotaan juga meningkat.

2. Perkembangan penduduk juga mengakibatkan terjadinya peningkatan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran di wilayah rural (desa). Salah satunya adalah penggundulan hutan di daerah pengaliran sungai bagian hulu.

3. Motivasi dan pertimbangan para penanam modal untuk pengembangan usahanya di daerah perkotaan cenderung meningkat.

4. Belum mapan atau bahkan belum adanya kebijakan tanah perkotaan yang efektif serta peningkatan potensi investasi di berbagai sektor terutama produksi dan konsumsi semakin memperkuat dan menyulitkan pengendalian pembangunan kota yang terarah, serasi seimbang dan berkelanjutan (sustainable)

5. Dampak nyata ketidakteraturan tata guna lahan perkotaan adalah kecenderungan peningkatan potensi banjir dan pendangkalan sedimen pada sistem sungai di hampir seluruh kota-kota besar baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.
(nld)

sumber:
http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail.asp?id=34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar