Senin, 28 Februari 2011

review album nightmare

Entah mengapa, dulu setiap mendengar nama Avenged Sevenfold atau A7X, bayangan saya adalah band idola ABG beraliran heavy metal, atau kasarnya, A7X cuma band metal kemarin sore yang tidak bisa dibandingkan dengan band heavy metal yang sudah melegenda seperti Iron Maiden, Metallica, dan lain-lain.

Tetapi kesan itu perlahan bergeser setelah mendengarkan beberapa lagu A7X, lalu saat A7X meng-cover lagu “Flash of the Blade” dari Iron Maiden dengan sangat baik, dan pada album “Nightmare” ini, mereka bahkan berhasil menarik Mike Portnoy (Dream Theater) sebagai drummer untuk menyelesaikan rekaman album ini, setelah tragedi menimpa drummer mereka – The Rev – yang ditemukan meninggal di rumahnya di penghujung tahun 2009.

A7X jelas memiliki kelas tersendiri, mungkin mirip seperti saat Iron Maiden dan band sejenisnya dulu mempelopori New Wave of British Heavy Metal (NWOBHM), dan sekarang A7X merupakan salah satu pelopor New Wave of American Heavy Metal (NWOAHM). Karena itu, saya memutuskan mencoba mendalami musik anak-anak muda California ini dari album terbaru mereka: “Nightmare”. Track by track.


1. Nightmare

Nuansa suram ditunjukkan sejak awal lagu, vokal M. Shadows yang mengeksplorasi berbagai karakter suara (growl, clean, berat, cempreng) mengingatkan saya pada Mike Patton (Faith No More). Aransemen yang rapi dan teknik bermusik yang tinggi menunjukkan kelas A7X. Beberapa bagian lagu mengingatkan saya pada Dream Theater, mungkin juga karena sudah mengetahui sang penabuh drums adalah Mike Portnoy, plus gaya vokal growling juga kadang digunakan James LaBrie.

2. Welcome To The Family

Saya sangat menyukai chorus yang melodis dan uplifting di lagu ini, dengan background melodi gitar yang memikat, nyaris menyerupai band beraliran European Power Metal. Tetapi tidak lantas menjadi tipe lagu Happy Happy Helloween, karena selalu ada bagian dimana A7X mempertahankan nuansa suram, dimana tempo melambat dan vokal M. Shadows yang tidak pernah terdengar bahagia mengumandang.

3. Danger Line

Riff gitar yang lincah dan rapat, melodi yang mencuri-curi, serta permainan tempo yang sangat variatif, mengiringi lagu “Danger Line” yang memikat dari awal sampai akhir. Bagian akhir berupa solo gitar yang sendu dengan background piano dimainkan dalam mid-tempo, ditambah siulan ala GNR (atau Scorpions), luar biasa menyentuh! Berturut-turut 3 lagu album ini berhasil menunjukkan kualitas tinggi.

4. Buried Alive

Lagu ini diawali dengan intro permainan gitar eksotis tanpa distorsi, sekilas mengingatkan saya pada style Marty Friedman. Lalu masuk harmoni gitar lembut, dan vokal M. Shadows mengalun merdu. Awalnya boleh bercorak ballad, tetapi dengan mulus A7X mengubah lagu ini menjadi metal padat yang mengingatkan saya akan “Ride The Lighting” (Metallica) pada menit terakhir.

5. Natural Born Killer

Lagu cepat yang dinamis, menggabungkan unsur progressive dan metalcore yang kental, dan permainan super cepat Mike Portnoy pada beberapa bagian, dengan chorus yang mudah diingat, lagu ini punya potensi menjadi populer. Mudah dicerna, tetapi perlu skill tinggi untuk memainkannya!

6. So Far Away

Untuk pertama kalinya pada album ini, suara gitar akustik terdengar mengiringi ballad sedih “So Far Away”. M. Shadows bernyanyi dengan cukup santai tanpa growl. Easy listening dengan chorus yang mudah akrab, dengan sedikit klimaks pada akhir lagu saat tempo meningkat, diiringi melodi gitar yang menyayat hati.

7. God Hates Us

Sebuah nomor bercorak metalcore komplit dengan memamerkan growling dari M. Shadows. Kembali menampilkan kepiawaian personil A7X, riff gitar liar namun rapi, diracik dengan struktur lagu yang dinamis.

8. Victim

Satu lagi track bernuansa ballad, mengalun lambat dengan iringan akustik yang dominan dan vokal khas M. Shadows. Tempo mulai dinaikkan menjelang tengah lagu, dengan dua kali diselingi gitar solo yang menyentuh. Walaupun bukan track yang termasuk kompleks, tetapi durasinya mencapai 7 menit lebih. Tetapi sama sekali tidak terdengar membosankan.

9. Tonight The World Dies

Kembali sebuah ballad yang suram, menonjolkan vokal M.Shadows yang juga suram. Unik juga kalau dirunut ternyata album ini cukup banyak bermuatan tempo yang lambat tetapi bernuansa gelap. “Tonight The World Dies” adalah lagu yang termasuk singkat dalam album ini (4:41).

10. Fiction

Lagu yang dinyanyikan oleh The Rev sebagai lead vocal bersama M. Shadows. Lagu unik ini didominasi oleh suara piano, walau awalnya bercorak eksperimen, tetapi perlahan menjadi lagu syahdu yang begitu menyentuh, seakan mengantar kepergian The Rev.

I hope it’s worth it, what’s left behind me, yeah
I know you’ll find your own way when I’m not with you
So tell everybody, the ones who walk beside me, yeah
I know you’ll find your own way when I’m not with you tonight

11. Save Me

Lagu dengan durasi terpanjang di album ini (10:56), kembali menunjukkan sisi agresif dan dinamis musik A7X dengan struktur lagu yang kompleks, kendati tidak bermain pada tempo yang cepat. Penutup album yang sempurna.



Personnel:
M. Shadows – vocals
Synyster Gates – lead guitar
Zacky Vengeance – rhythm guitar
Johnny Christ – bass
The Rev – drum 1999-2009
Mike Portnoy – drums till end of 2010
Arin Ilejay- drums

Tidak ada komentar:

Posting Komentar